BENTHA-BENTHI BUDAYA BERTABUR MISTIS PEMANGIIL HUJAN

11/21/2015
Bentha-benthi adalah suatu tradisi jawa khususnya di daerah Cilacap tepatnya sekitaran daerah Kecamatan Karangpucung, Bentha-benthi merupakan seni tradisional yang sudah sangat lama ada di masyarakat.

Bentha Benthi sendiri adalah sebuah ritual pemanggilan hujan atau ritual untuk mendatangkan hujan dengan bermediakan sapu oman (sapu yang terbuat dari jerami padi) irus (atau susuk terbuat dari tempurung batok kelapa) kemudian di ikat dengan selendang yang mengikat oman dan irus tersebut.

Bentha benthi biasanya diiringi dengan musik gamelan jawa yang dibawakan oleh para panayagan, dan menyanyikan lagu-lagu jawa.


BENTHA-BENTHI BUDAYA BERTABUR MISTIS PEMANGIIL HUJAN

Bentha Benthi akan diletakan di tengah-tengah lingkaran dan selendang yang terurai akan dipegang oleh beberapa orang untuk mencegah bentha benthi tersebut bergerak semaunya sendiri, karena setelah seorang penimbul membacakan mantranya maka bentha benthi itu akan bergerak tak beraturan dan hal ini harus di jaga oleh beberapa orang yang memegang selendang tersebut. 

Ritual bentha benthi biasanya akan dilaksanakan atau digelar dalam musim kemarau karena ritual ini dilakukan atau dimaksudkan untuk memanggil hujan.  

Semakin ditahan maka si bentha benthi akan semakin keras menarik ke atas, kanan kiri seolah-olah ingin lepas dari pegangan para pemegang selendang yang melilit atau mengikat oman dan irus tersebut.

Dalam musim kemarau berkepanjangan tahun ini, hampir tiap malam ada pertunjukan bentha benthi tetapi kembali kepada alam dan kehendak Allah SWT, jika alam memang belum bisa turun hujan dan Allah belum berkehendak maka hujan pastinya tidak akan turun, apapun cara, tradisi dan jenis ritual yang dilakukan manusia, semua itu semata-mata hanya memohon kepada Sang Penguasa Alam untuk berbelas kasihan kepada mahluknya yang mengalami kekeringan dan kekurangan air.

Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita akan budaya Indonesia.


Related Post

Next
Previous
Click here for Comments

0 komentar:

Silahkan berkomentar menggunakan hati nurani dan tidak mengandung SARA, SEX dan POLITIK